Friday, November 14, 2008

Peran dan fungsi lembaga agama, keluarga, pendidikan, pemerintahan / politik, dan ekonomi



Peran dan fungsi lembaga keluarga


Berangkat dari sebuah hipotesis bahwa untuk merubah sesuatu yang besar, berawal dari yang kecil. Demikian pula untuk merubah suatu negara perlu dimulai dari keluarga. Mau tidak mau semua orang tumbuh dan dibesarkan dari keluarga masing-masing, entah itu sanak famili ataupun orang lain yang dianggap keluarga. Jika keluarga kita bermasalah, maka otomatis akan membawa dampak bagi kehidupan seseorang, terlepas apakah dampak yang ditimbulkan tersebut negatif ataupun positif, dan biasanya berdampak negatif. Seorang presiden, seorang ulama, seorang wakil rakyat atau anggota DPR, seorang pencuri, seorang koruptor, ataukah seorang pelacur, kesemua itu terjadi berawal dari pendidikan keluarga yang diharapkan bisa menjadi bekal disaat menjadi \\\\\\\'orang\\\\\\\' nanti. Dari fakta-fakta yang sudah ada, maka betapa besar peran keluarga dalam pembentukan diri dan pengembangan perilaku positif oleh setiap orang dikala ia sudah mulai bersosialisasi dengan masyarakat atau lingkungannya kelak.

Peran Seorang Ibu Banyak anak-anak yang sukses melewati tahap-tahap perkembangannya hingga secara otomatis membanggakan bagi setiap orang tua. Meskipun banyak halang rintang yang musti dilewati dan pasti melibatkan anggota keluarga untuk menggapai kesuksesan tersebut. Pada intinya dari kesemua itu yang sangat berpengaruh adalah peran seorang ibu terhadapnya. Sukses atau tidaknya seseorang yang menentukan adalah dirinya sendiri, tergantung kemampuan dan integritasnya setelah sekian lama menjalani hidup. Namun tidak ada suatu kesadaran yang akan meningkatkan integritas diri seseorang tanpa partisipasi seorang ibu dimasa ia memerlukan didikan.

"Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya." Mulai sejak lahir bahkan masih dalam kandunganpun, seorang ibu sudah memberikan didikan bagi Sang buah hatinya, namun kebanyakan mereka tidak menyadari. Dalam hal ini penekanananya adalah peran seorang ibu, tentunya tidak mengesampingkan peran seorang ayah dalam sebuah keluarga. Karena begitu pentingnya peran seorang ibu dalam keluarga, maka seorang ibu harus memiliki ilmu ekstra atau tambahan jam belajar demi kesejahteraan keluarganya. Tidak ada istilah terlambat untuk belajar bagi setiap manusia, meskipun usianya sudah lanjut atau tubuhnya sudah bau tanah. Karena masalah yang akan kita hadapi semakin banyak dan kompleks, jika kemampuan kita kalah cepat dengan laju masalah yang muncul, maka bisa dipastikan kita akan menemui kesulitan dalam hidup. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa ilmu adalah harta yang paling berharga. Mungkin banyak ibu-ibu yang memiliki status pendidikan yang rendah, bahkan belum pernah sama sekali mengenyam bangku sekolah. Berdasarkan sabda Rosulullah, "Carilah ilmu dari sejak berada dalam ayunan hingga masuk ke liang lahat." Jadi, semua itu tidak bisa kita jadikan sebagai alasan untuk tidak belajar. Jika kita dihadapkan dengan suatu fenomena, jaman semakin maju, pengaruh arus globalisasi semakin deras, hingga tidak jarang semua itu memberikan kontribusi yang negatif pada anak-anak jaman sekarang, apa yang bisa kita lakukan? Padahal Allah hanya akan memberi sesuai dengan apa yang kita usahakan. Kalau kita tidak terampil dalam usaha, bagaimana kita bisa mendapatkan. Dan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan kita adalah belajar.

Kembali ke konsep awal, bahwa sorang ibu berperan dalam mendidik anak-anaknya. Melihat arus perkembangan jaman yang semakin \\\\\\\'edan\\\\\\\' apabila seorang ibu tidak membekali anak-anaknya untuk menghadapi pengaruh tersebut, maka anaknya akan terseret arus dan lama kelamaan akan terpisah dengannya. Tentu semua ibu tidak mau hal yang demikian terjadi pada keluarganya. Karena bagaimanapun, seorang ibu akan tetap menyayangi anaknya. Sebagaimana dalam peribahasa, \\\\\\\'Kasih sayang ibu sepanjang jalan, kasih sayang anak sepanjang galah.\\\\\\\' Betulkah peribahasa tersebut? Yang bisa menjawab adalah waktu. Berdasarkan observasi penulis, ada beberapa ibu yang mengeluh tentang sulitnya mengatur anak dijaman sekarang. Keluhan itu mungkin hanya sebatas keluhan, jika tanpa ada suatu tindakan untuk ditindaklanjuti. Tidak jarang kita jumpai seorang ibu yang termakan hatinya oleh anaknya sendiri. Memang kita tidak bisa menyalahkan perkembangan jaman atau mengerem perubahan lingkungan, namun kita mampu meningkatkan keterampilan untuk mencari pegangan agar bisa bertahan. Alangkah baiknya jika kita memperbanyak input ilmu untuk meningkatkan kemampuan dengan menambah frekuensi belajar kita. Ilmu tidak hanya didapat dari buku, melainkan bisa didapat dari berbagai sumber, misalkan radio, majalah termasuk pengalaman dan semua apa yang bisa kita lihat, dengar, rasa, cium dan kita raba bisa kita jadikan pelajaran atau sumber ilmu. Dengan bekal ilmu yang memadai InsyaAllah tidak akan terlalu banyak makan hati. Namun ada kalanya seorang ibu mempunyai tabiat egois dan arogan, sehingga tidak menghiraukan masukan, saran dari pihak lain. Merasa bahwa dirinya sudah berpengalaman dalam berumah tangga, sehingga tidak mau belajar dalam menghadapai masalah-masalah yang muncul. Ditambah dengan kesensitifitasannya yang menjadikannya mudah marah terhadap sesuatu yang sekiranya tidak ia suka. Memang itulah manusia, dimana antara satu dengan yang lain tidak bisa disamaratakan, masing-masing mempunyai karakter berbeda. Namun semua itu akan menjadikan tempaan bagi kita dan ladang amal bagi kita untuk bekal diakhirat.

Peran Seorang Ayah Tentunya mendidik anak tidak bisa dibebankan pada seorang ibu semata. Dalam suatu sistem membutuhkan seorang pimpinan. Karena tidak ada jamaah tanpa pimpinan, dan tidak ada pimpinan jika tidak ada ketaataan. Jadi kembali lagi pada peran seorang ayah dalam keluarga. Seorang ayah dimana bertindak sebagai pemimpin keluarga telah dipesan oleh Allah dalam firmanNya dalam QS At-tahrim 6, “…Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” Memang seorang ayah harus bisa merangkul seluruh keluarganya dan mampu mempertahankan diri dari arus perkembangan jaman yang semakin lama tidak sesuai dengan tuntunan. Semakin kuat memegang, semakin tidak bisa diombang-ambingkan dan pegangan yang paling bisa diandalkan dan selalu sesuai dengan perkembangan jaman adalah Al-Qur\\\\\\\'an. Figur seorang pimpinan harus tegas. Tegas bukan berarti keras, namun dilandasi dengan penuh kasih sayang dan ada konsekunsi dalam setiap tindakan yang ia lakukan. Dalam mendidik anak perlu konsekuansi dan konsisten agar dalam diri anak tertanam suatu pemahaman terhadap suatu makna kehidupan, meskipun baru semacam \\\\\\\'behavior\\\\\\\' (tingkah laku) atau imitasi, belum berdasarkan pemahaman (tingkat kognitif). Ketegasan yang ada pada figur seorang ayah dapat ditunjukkan dengan amar ma\\\\\\\'ruf nahi munkar, saling tawassau antar sesama anggota keluarga. Itulah salah satu bentuk hakikat kasih sayang yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin keluarga. Ia akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memelihara keluarganya agar terhindar dari azab Allah. Jika telah terjadi seperti anak tidak menurut pada orang tua ketika beranjak dewasa, maka orang tua perlu evaluasi diri. Apakah didikan yang diberikannya selama ini sudah benar? Karena sesungguhnya kebaikan yang ada pada kita datangnya dari Allah, dan keburukan yang menimpa kita pada hakikatnya dari kita sendiri. Oleh karena itu, pentingnya evaluasi diri untuk meningkatkan keterampilan kita agar tetap eksis dalam kehidupan. Mungkin perlu digarisbawahi bahwa masalah yang sebenarnya adalah kurangnya kesadaran untuk meningkatkan kemampuan kita.
sumber : http://www.depsos.go.id

----------------------------------------------------------------------------------------


peran dan fungsi lembaga agama


Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Ia memberikan landasan normatif dan kerangka nilai bagi kelangsungan hidup umatnya. Ia memberikan arah dan orientasi duniawi di samping orientasi ukhrowi (eskatologis). Dalam konteks ini, secara sosiologis agama merupakan sistem makna sekaligus sistem nilai bagi pemeluknya. Tetapi di era modern ini peran agama tergeser oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agama tidak lagi memiliki peran dominan dalam domain sosial kemasyarakatan. Justru Ia ditempatkan ke dalam wilayah privat, sementara wilayah publik diserahkan kepada manusia itu sendiri. Hal ini terja.di -menurut beberapa pengamat- karena proses sekularisasi. Di Indonesia gejala ini mulai tampak, terutama di kalangan kelas menengah. Persoalan ini secara deskriptif dikupas dalam penelitian ini.

Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini berusaha menelusuri perubahan persepsi masyarakat muslim kelas menengah di Jakarta -akibat sekulansasi- terhadap peran agama serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Kelas menengah dalam penelitian ini meliputi kalangan ilmuan (dosen/peneliti), jumalis, pengusaha, dan pakar sosial keagamaan.

Dan hasil penelitian terungkap bahwa telah terjadi perubahan persepsi masyarakat muslim kelas menengah terhadap peran agama. Mereka memandang peran agama terutama yang dimainkan tokoh agama semisal kyai dan ustadz- mengalami penurunan relatif menonjol. Hal ini terlihat dalam kemampuan mereka mempengaruhi masyarakat. Di samping itu, otoritas, penghargaan sosial, dan kredibilitas mereka juga dipertanyakan. Temuan lainnya yang menarik adalah bahwa mereka menganggap organisasi-organisasi keagamaan -baik formal maupun informal- semisal Depag, MUI, NU, dan Muhammadiyah tidak signifikan lagi karena dipandang cenderung membawa suara pemerintah. Justru sebaliknya, mereka menaruh mmat terhadap kelompok-kelompok pengajian semisal Paramadina karena memberikan ruang untuk memahami agama secara ilmiah.

Meskipun demikian, dalam praktek ekonomi penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah muslim belum melaksanakan norma-norma agama sepenuhnya. Karena mereka belum memahami prinsip-prinsip ekonomi Islam. Maka akibatnya masih terlihat perilaku menyimpang semisal KKN, ketidakjujuran, sikap manipulatif, dan lain-lain. Ini dipengaruhi oleh: Pertama kekurang-pahaman mereka terhadap ajaran Islam di samping faktor kepribadian yang diwarnai oleh pikiran, sikap, dan tindakan yang "westernized". Kedua, kadar pro fesionalitas tokoh agama yang relatif kurang mampu memenuhi kebutuhan keagamaan masyarakat kelas menengah.
sumber : http://www.depag.web.id

------------------------------------------------------------------------------

peran dan fungsi lembaga pendidikan

Peranan pendidikan dalam kehidupan sangat penting. Menurut UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Demikian pentingnya peranan pendidikan, maka dalam UUD 1945
diamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapat pendidikan,
pengajaran dan pemerintah mengusahakan untuk menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang.
Perguruan tinggi sebagai salah satu instrumen pendidikan nasional
diharapkan dapat menjadi pusat penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
tinggi serta pemeliharaan, pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian sebagai suatu masyarakat ilmiah yang dapat
meningkatkan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-
Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS),
penyelenggara pendidikan tinggi nasional yang berlaku di Indonesia dilakukan
oleh pemerintah melalui Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi
Kedinasan (PTK), Perguruan Tinggi Agama (PTA), maupun swasta melalui
Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Sebagai kajian awal, penelitian ini penting karena memberikan informasi akurat
dan data lapangan. Dan, yang lebih penting lagi dapat memberikan rangsangan untuk melakukan eksplorasi lebih mendalam lagi.
sumber :www.damandiri.or.id

-------------------------------------------------------------------------------------

peran dan fungsi lembaga politik

Lembaga politik

Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.

Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-nya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.

Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merobah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan.

Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.

sumber : www.id.wikipedia.org

------------------------------------------------------------------------------------------

peran dan fungsi di bidang ekonomi

Standar Kompetensi : Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
Kompetensi Dasar : - Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
- Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Indikator : - Mendeskripsikan pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
Mendeskripsikan perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro (misal usaha industri kecil) dan ekonomi makro (misal inflasi, pendapatan nasional dll)
Mengidentifikasi Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi (kemiskinan,pemerataan pendapatan).
Memecahkan Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi


KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
Sumber daya tersedia secara terbatas.
Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga
Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
1.Masalah kemiskinan
Upaua penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2.Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.
3.Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
4.Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.

Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
1.Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
2.Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
3.Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
sumner : http://yuskos.wordpress.com/

2 comments:

  1. Bro knp bloglo kok ancur gitu.. sebelumnya kan bagus banget.. iri gw.. lha skrg pas dikunjungi udah kayak gini.. bales ya bro.. ke blogku (sambil promosi dikit)

    ReplyDelete
  2. Udah Ganti template bro, Apa kabr nih lama ga bersua :)

    ReplyDelete